Rabu, 13 Maret 2019

Garis Besar Modal Sosial

- Garis Besar Modal Sosial atau Social Capital
"Terletak pada Hubungan antara Sumberdaya yang dimiliki, Individu, Kelompok, Pembangunan, kebudayaan,  Sosiologi yang saling membutuhkan  antara satu sama lainnya atau terkoneksi antar satu sama lainnya demi tercapai nya suatu tujuan, baik tujuan pembangunan fisik maupun non fisik. dalam hal hubungan antar individu, kelompok masyarakat yang tentu nya memiliki dampak yang positif bagi masing-masing pihak,  namun hubungan tersebut bukanlah muncul begitu saja melainkan hasil dari interaksi antara individual  dan kolektif.
Menurut Cahyono dkk (2012:3) menyatakan modal sosial merupakan hubungan hubungan yang tercipta dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial yang menjaga kesatuan anggota masyarakat secara bersama-sama. Solow (1999) mendefinisikan, modal sosial sebagai serangkaian nilai-nilai atau norma-norma yang diwujudkan dalam perilaku yang dapat mendorong kemampuan dan kapabilitas untuk bekerjasama dan berkoordinasi untuk menghasilkan kontribusi besar terhadap keberlanjutan produktivitas.
Misalkan dalam pembangunan Fisik maupun non fisik akan sangat dibutuhkan hubungan antara modal sosial dalam perencanaan pembangunan tersebut, artinya dalam perencanaan pembanguan tersebut antara pembangunan dan modal sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat dan sumber daya yang miliki oleh perencana dan pelaksana pembangunan. agar dapat berjalan akan ada  keterlibatan tentang ekonomi, sosiologi masyarakat, budaya masyarakat, keadaan ekonomi sebelum dan sesudah pembangunan tersebut teralisasikan.
Cahyono dkk (2012:3a) Cohen dan Prusak L. (2001) modal sosial adalah sebagai setiap hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), kesaling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Senada dengan Cohen dan Prusak L., Hasbullah (2006) menjelaskan, modal sosial sebagai segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kerja sama dalam masyarakat atau bangsa untuk mencapai kapasitas hidup yang lebih baik, ditopang oleh nilai-nilai dan norma yang menjadi unsurunsur utamanya sepetri trust (rasa saling mempercayai), keimbal-balikan, aturan-aturan kolektif dalam suatu masyarakat atau bangsa dan sejenisnya.

- Merujuk pada kasus Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Petani di pedesaan.
"Modal sosial di pedesaan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan oleh masyarakat pedesaan untuk meningkatkan peran mereka dalam berbagai kegiatan, khususnya di bidang pertanian dan perkebunan, berbagai sarana modal sosial yang ada sebenarnya telah memberikan media bagi masyarakat desa untuk bergabung dalam rangka memikirkan peningkatan kesejahteraan, seperti kelompok modal sosial BPD, Koperasi, Kelompok tani atau GAPOKTAN dan BUMDes.
Menurut Pranaji (Cahyono dkk:2012:10) terbentuknya saling percaya adalah hasil interaksi yang melibatkan anggota masyarakat dalam suatu kelompok ketetanggaan, asosiasi tingkat dukuh, organisasi tingkat desa, dan berkembangnya sistem jaringan sosial hingga melintasi batas desa, dan berkembangnya sistem jaringan sosial hingga melintasi batas desa pada suatu masyarakat ketetanggaan atau dukuh yang mengandung kontradiksi sosial relatif tinggi, maka jaringan kepercayaan yang terbentuk umumnya relatif sempit hingga pada tingkat hubungan yang bersifat personal dan persaudaraan yang lebih banyak diwarnai nilai-nilai primordial atau askriptif.
Saling percaya diantara anggota organisasi sebagai dasar untuk menciptakan daya tangga diantara anggota, dan juga dalam upaya untuk meningkatkan keuntungan bersama nilai-nilai kepercayaan dan daya tanggap di antara anggota akan menimbulkan kerjasama dan solidaritas, nilai kepercayaan diantara anggota dan keuntungan bersama akan menciptakan jaringan dan kebijakan. sementara daya tanggap dan keuntungan bersama akan menciptakan persaingan dan keberlangsungan usaha, adapun materi pertemuan yang dapat diskusi untuk masing-masing kelompok modal sosial berbeda-beda, misalkan Badan Perwakilan Desa (BPD) dan Jajaran Pemerintah Desa dalam pertemuannya lebih menekankan permasalahan pada tingkat Pemerintahan Desa, kemajuan pembangunan desa., GAPOKTAN lebih menekankan permasalahan pada tingkat pertanian, peternakan, pembuatan pupuk organik, harga tanaman pada tingkat petani, kesuburan tanaman tembakau, cara menanam tembakau, cara memupuk tembakau. Fokus diskusi Gapoktan difokuskan pada peningkatan produktivitas pertanian dan peternakan, pemanfaatan pupuk organik dan pupuk caik, pengadaan benih, pupuk, perawatan pembibitan jagung, pengolahan limbah atau kotoran sapi, penyuluhan bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan, manajemen panen, pemasaran hasil pertanian, peningaktan produksi, dan evaluasi pinjaman.
Modal sosial dalam suatu negara merupakan penentu utama dalam komposisi dan pertumbuhan dari output dan ekspor negara. Sebagai contoh: kesehatan dan makanan yang cukup akan dapat meningkatkan produktivitas pekerja, masyarakat pedesaan. Dalam bidang pertanian terbukti bahwa terdapat dampak positif modal sosial terhadap produktivitas diantara para petani yang menggunakan teknologi modern, dibanding dengan penggunaan metode tradisional. Birdsall (Cahyono dkk:2012:11) modal sosial juga sangat penting kontribusinya terhadap kapasitas teknologi dan perubahan teknis dalam industri.
Berbagai modal sosial yang ada di pedesaan disinyalir telah mampu memberikan kontribusi bagi masyarakat pedesaan dengan mendasarkan pada prinsip kepercayaan, saling mendukung, dan keuntungan bersama. ketiga prinsip ini pada dasarnya sudah dimiliki oleh masyarakat desa sebagai modal sosial. namun demikian untuk mencapai dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di pedesaan, keberadaan modal sosial masih perlu ditingkatkan perannya dengan melibatkan masyarakat desa secara proaktif,  masyarakat telah merasakan manfaat adanya modal sosial, seperti: bertambahnya wawasan, pengalaman, kerukunan, swadaya masyarakat semakin meningkat, kelestarian lingkungan, kesehatan balita, persatuan antara warga, tukar pengalaman, kekompakan, silaturahmi, kesinambungan program, meningkatkan komunikasi, aspirasi masyarakat tertampung, dan kesejahteraan masyarakat meningkat. Fukuyama (Cahyono dkk:2012:11b) menyatakan bahwa modal sosial ditransmisikan melalui mekanisme-mekanisme cultural seperti agama, tradisi, atau kebiasaan sejarah. modal sosial lebih menekankan pada komunitas moral dengan mengadopsi nilai-nilai kebajikan seperti kesetiaan, kejujuran, dan dependability.
Kritik Terhadap Teori Modal Sosial.
Tingkat kesejahteraan dan pengurangan kemiskinan dapat dilakukan tidak hanya melalui pemberdayaan ekonomi, namun juga melalui penguatan modal sosial, dan community development. penguatan sosial dapat dilakukan dengan mengembangkan skema-skema penguatan modal sosial, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia BPD, Pemerintah Desa, GAPOKTAN, BUMDes. pemberdayaan tidak hanya untuk Masyarakat Desa nya melainkan juga untuk pemerintahan Desa dan,  Penguatan sosial kapital dilakukan untuk memaksimalkan peran dan fungsi Pemerintahan Desa dan lembaga-lembaga sosial dengan memfokuskan pada penguatan aspek kualitas, kepercayaan, mutual respect, dan mutual benefit, serta memperhatikan faktor budaya dan nilai-nilai yang berlaku. dimensi inti telaah dari modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat untuk bekerjasama membangun suatu jaringan guna mencapai tujuan bersama, dimana kerjasama ini diwarnai oleh suatu pola inter-relasi yang imbal balik dan saling menguntungkan serta dibangun diatas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat.
Adapun kekuatan kerjasama ini akan maksimal jika didukung oleh semangat proaktif membuat jalinan hubungan diatas prinsip-prinsip sikap yang partisipatif, sikap yang saling memperhatikan, saling memberi dan menerima, saling percaya mempercayai, dan diperkuat oleh nilai-nilai dan norma-norma yang mendukungnya. implikasinya bahwa perlu adanya keragaman program-program yang dengan mengutamakan pada peningkatan kemampuan human capital dan sosial kapital masyarakat. implikasi untuk enterpreneurship dalam kegiatan bisnis dapat dilakukan dengan menciptakan situasi dan mengkondisikan bahwa human capital dan sosial capital saling mendukung terhadap produktivitas dan kesejahteraan. Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui optimalisasi modal sosial harusnya didukung dengan kepemimpinan transformasional yang mampu mempengaruhi anggota masyarakat melalui perubahan status quo, meningkatkan kreativitas individual, memberikan inspirasi dan motivasi, serta memiliki idealisme.
Modal sosial hendaknya didukung pula oleh human capital yang mampu memberikan inovasi-inovasi para anggota masyarakat. program pendampingan merupakan faktor penting untuk meningkatkan kompetensi masyarakat pedesaan dengan meningkatkan ketrampilan bertani, dan dan meningkatkan diversivikasi pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar